Persebaya vs Queens Park Rangers 1-2: QPR Selalu Mendapat Perlawanan di Indonesia

Meskipun sempat membuat perlawanan, akhirnya Persebaya (Surabaya) harus mengakui keunggulan Queens Park Rangers (QPR) 1-2 dalam pertandingan persahabatan internasional di Stadion Gelora Bung Tomo, Kota Surabaya (Senin, 23 Juli 2012). [Dalam pertandingan ini, NMR menyebut Persebaya —peserta LPI— ini sebagai Persebaya Plus karena memainkan beberapa pemain di luar Persebaya. Seperti kelaziman klub-klub lain di Indonesia ketika bertanding secara internasional].

Kedatangan Queens Park Rangers, peserta Liga Premier Inggris, ke Indonesia sebetulnya bukanlah yang pertama. Pada tahun 1984, Queens Park Rangers pun pernah datang ke Indonesia untuk bertanding segitiga dengan Feyenoord (Belanda) dan Mandala (Indonesia) di Stadion Utama, Senayan, Jakarta (21-25 Mei 1984).

Dalam pertandingan segitiga internasional 1984 itu, Indonesia (baca: PSSI) mewakilkannyakepada Mandala (Jayapura), klub amatir anggota Persipura (Jayapura) yang berhasil menjadi juara Kejurnas Antarklub Amatir Perserikatan tahun 1984. Pada masa itu, dalam babak final yang diselenggarakan di Stadion Diponegoro, Kota Semarang (Minggu, 11 Maret 1984), Mandala mengalahkan Gajayana (Malang), klub amatir anggota Persema (Malang) 2-0 melalui gol Mettu Duaramuri (menit 81) dan Leo Kapissa (88).

Namun, sayang, dalam pertandingan segitiga internasional 1984 itu, Mandala kalah prestasi dari Feyenoord (juara) dan Queens Park Rangers (runner-up). Ya, kita maklum sajalah he he he.

Senin, 21 Mei 1984:

[Stadion Utama, Senayan, Jakarta]

Feyenoord vs Mandala 5-0

Feyenoord: Hiela (penjaga gawang), Duut, Trost, Winstelen, Hoekstra, Gullit, Stafleu, Houtman, Johan Cruyff, Geliancou, dan Brard.

Mandala: Dominggus Rawar (penjaga gawang), Spieks Pulanda, Agus Ohee, S. Fonataba, Decky Kowoy, Martin Kaiba, Leo Kapissa, Albert Pahelerang, Panus Korwa, Jacobus Mobilala, dan Mettu Duaramuri.

Rabu, 23 Mei 1984:

[Stadion Utama, Senayan, Jakarta]

Mandala vs Queens Park Rangers 2-3 (Adolf Kabo 15, Leo Kapissa 26; C. Allen 24, Stainrod 53, M. Allen 83)

Mandala: Nico Domu (penjaga gawang), Agus Ohee, Richard Fere/Spieks Pulanda, Decky Kowoy, Chris Pulalo, Martin Kaiba, Elly Rumaropen, Albert Pahelerang, Leo Kapissa, Adolf Kabo/Panus Korwa, dan Yance Kabarek/Mettu Duaramuri.

Queens Park Rangers: Hucner (penjaga gawang), Neil, Dawes, Chivers, Wicks, Mikel White, Filary, Feredan, C. Allen, Stainrod/M. Allen, dan Burks.

Jumat, 25 Mei 1984:

[Stadion Utama, Senayan, Jakarta]

Queens Park Rangers vs Feyenoord 1-3 (Stephen 36, Been 47, Gullit 55; C. Allen 83)

Queens Park Rangers: Hucken (penjaga gawang), Neil, Dawes, Mikel White, Wicks, Chivers, M. Allen, Filary, C. Allen, Stainrod, dan Burks.

Feyenoord: Hiela (penjaga gawang), Duut, Trost, Korput, Stakers, Hoekstra, Gullit, Stephen/Reen, Houtman, Johan Cruyff/Jeliazkov, dan Brard.

Feyenoord (Belanda) 2 2 0 0 8-1 4

Queens Park Rangers (Inggris) 2 1 0 1 4-5 2

Mandala (Indonesia) 2 0 0 2 2-8 0

4 Comments »

  1. Nama klub amatir-nya keren. Mandala – Gajayana daripada Persipura – Persema. Kalau orang asing/awam pasti susah ngebedain klub sepakbola eks perserikan yg rata Persxxx atau PS Xxx

    • 2
      novanmediaresearch Says:

      Ya, tapi jangan salah kira. Klub itu pun sebetulnya PS Mandala dan PS Gajayana. Pada masa itu, PS-PS lazim mengorganisasi diri dalam Perserikatan induknya.

  2. 3
    Eko Susanto Says:

    Belum pernah ditampilkan kompetisi antar klub tersebut ya Bung Novan?

    • 4
      novanmediaresearch Says:

      Lupa 🙂 Saya buka2 Indeks dulu. Halaman2 yg lain juga begitu. Dikira sudah, ternyata belum. “Sudah” itu di DotCom lama. Kalau belum, saya coba tulis ulang.


RSS Feed for this entry

Tinggalkan komentar