Iswadi Idris, Tony Pogacnik, dan Zdenka Pogacnik

Ketika Iswadi Idris mencetak gol ke gawang Malaysia dalam SEA Games 1977. Inilah gol pertama Indonesia dalam sejarah SEA Games. (Kliping “Kompas” edisi Selasa, 22 November 1977).

“…Iswadi Idris adalah pribadi yang memiliki segala kwalitas untuk menjadi pemain bola kelas satu. Tetapi ia tidak sempat benar-benar berkembang sampai ke puncak yang bisa dicapainya, kemungkinan besar karena arah yang salah yang diberikan kepada Iswadi sejak ia pertama kali dilatih serius. Sejak dulu Iswadi diarahkan menjadi pemain depan, padahal ia lebih potensial sebagai pemain belakang. Ia punya skill yang tinggi dan pandangan jauh ke depan tentang situasi permainan…”.

Hal itu diungkapkan (almarhum) Tony Pogacnik, pelatih nasional, Selasa, 22 Mei 1979, sebagaimana diungkapkan kembali oleh Ny. Zdenka Pogacnik, isterinya (Kompas edisi Rabu, 23 Mei 1979). Menurut Zdenka, hal itu dikatakan Tony dalam sebuah percakapan sesudah drama gagalnya timnas Indonesia di Pra Piala Dunia 1978 –pada Februari 1977 di Singapura. (Pada masa ini, Tony Pogacnik ditarik kembali untuk melatih timnas Indonesia yang dibantu Sinyo Aliandu –asisten pelatih).

Catatan:

(1) Kelak, Iswadi Idris adalah pelatih merangkap pemain di Jayakarta Galatama selama dua musim. Lalu, Iswadi Idris dan “rombongannya” meninggalkan Jayakarta Galatama sehingga Iswadi Idris menjadi pelatih merangkap pemain di Perkesa 78 (Sidoarjo) untuk Galatama musim ketiga. Karenanya, tidak heran, Iswadi Idris menjadi pengelola (manajer dan pelatih) Perkesa Mataram dan/atau Mataram Putra (Yogyakarta).

(2) Tony Pogacnik resmi ber-WNI pada 13 Mei 1978.

(3) Tony Pogacnik merintis kerja sama dengan Benny Mulyono (Warna Agung) –penganut sepak bola profesional– dalam “sepak bola bocah”, dalam pengertian “membina dari bawah”.

(4) Namun, Tony Pogacnik (65 tahun) keburu meninggal dunia pada “hari Senin siang pekan lalu” karena serangan jantung dan dimakamkan di Jati Petamburan. Ia meninggalkan isteri dan seorang putera di Amerika Serikat (TEMPO edisi 27 Mei 1978).

(5) Tony Pogacnik meninggal dunia pada 21 Mei 1978 dan dimakamkan di Jati Petamburan (Kompas edisi Rabu, 10 Januari 1979). “Saya ingin dikuburkan di samping Tony,” ujar Ny. Zdenka. Di situ juga, ibu Ny. Zdenka diperabukan 22 tahun yang lalu –pada masa ini, tahun 1979.

(6) Ny. Zdenka (75 tahun) meninggal dunia di RS Cipto Mangunkusumo pada Senin, 24 Januari 1983, pukul 23.45 WIB karena serangan kanker usus dan dimakamkan di Jati Petamburan (Kompas edisi Rabu, 26 Januari 1983). Ia dimakamkan di samping suaminya, sebagaimana permintaannya.

Tinggalkan komentar