Kisah Timnas Indonesia di SEA Games 1985

Kliping “Kompas” edisi Senin, 2 Desember 1985.

Jauh-jauh hari, PSSI sudah merencanakan bahwa PSSI Garuda akan mewakili Indonesia di SEA Games XIII/1985 dan Asian Games X/1986. Dalam perjalanannya, gabungan pemain PSSI Rajawali dan PSSI Garuda di Piala Kemerdekaan I/1985 akan menjadi kekuatan timnas Indonesia di SEA Games 1985. Namun, melihat prestasi kedua tim di Piala Kemerdekaan edisi perdana itu membuat PSSI mempertimbangkannya. Satu hal yang pasti, PSSI harus segera menetapkan pelatihnya terlebih dahulu.

Pada masa ini, Sinyo Aliandu yang “sukses” mengangkat prestasi Indonesia di Pra Piala Dunia 1986 –main pada Maret-Juli 1985– menyatakan akan mengundurkan diri dari jabatannya selaku pelatih nasional seandainya gagal juara di Piala Kemerdekaan 1985. Pelatih nasional di sini dalam arti tim kelas A atau 1. (Kelak, Harry Tjong menyatakan hal yang sama seandainya Indonesia gagal juara di SEA Games 1985 yang kita bahas kali ini).

Karenanya, pada Rabu, 21 Agustus 1985, PSSI menunjuk Harry Tjong menjadi pelatih timnas Indonesia untuk SEA Games 1985 yang bernama timnas Indonesia A (Kompas edisi Kamis, 22 Agustus 1985). Pada masa ini, Harry Tjong adalah pelatih Petrogres dari PT Petrokimia Gresik. Ia akan dibantu Bertje Matulapelwa dan Solekan. Timnas SEA Games 1985 diharapkan memulai pelatnas sebelum berlangsungnya PON XI/1985.

Kompas edisi Kamis, 22 Agustus 1985, melaporkan, dari penunjukannya itu sendiri, Harry Tjong sebetulnya belum mengetahuinya. Dari semua omongannya kadang-kadang diselingi kalimat-kalimat seolah tak percaya pada penunjukan dirinya sebagai pelatih SEA Games. (Terakhir, sebagai pelatih kepala, Harry Tjong menangani timnas Indonesia di Pra Piala Dunia 1982 yang kemudian di tengah jalan digantikan oleh Endang Witarsa).

Selain itu, dari 48 pemain yang diajukan, tim SEA Games mendapatkan jatah 26 pemain. Sisanya akan dimaksukkan ke dalam timnas Indonesia B. Namun demikian, timnas PSSI SEA Games masih bisa memilih pemain selain dari yang 48 pemain tersebut.

Sebagaimana dimaklumi, dalam kesempatan itu, PSSI telah menunjuk Harry Tjong, Bertje Matulapelwa, dan Solekan untuk timnas A; Ipong Silalahi, Salmon Nasution, dan Eddy Sofyan untuk timnas B; Omo Suratmo, Maryoto, dan Ronny Pattinasarani untuk timnas yunior.

Dalam perkembangannya, PSSI melalui Humas PSSI M. Rais, 28 Agustus 1985, mengumumkan 24 pemain timnas Indonesia A –PSSI A– untuk SEA Games 1985 (Kompas edisi Kamis, 29 Agustus 1985). Ke-24 pemain tersebut yaitu Agus Waluyo, Donny Latuperissa, Sobur (penjaga gawang), Budiawan, Thias Tono Taufik, Herry Kiswanto, Warta Kusuma, M. John, Ristomoyo, Ashary Rangkuti, Marzuki Nyak Mad, Mustafa Umarella, Patar Tambunan, Yonas Sawor, Noach Maryen, Aji Ridwan Mas, Ferrel Hattu, Danny Bolung, Sugianto, Dede Sulaeman, Adjat Sudradjat, Adolf Kabo, Sain Irmis, dan Anjar Rachmulyono.

Dari 24 pemain itu, tampak sebagian besar pemain PSSI Garuda. PSSI Garuda yang menjadi inti ini bisa dipahami karena tim SEA Games 1985 juga merupakan tim yang akan dibina lebih lanjut untuk Asian Games 1986 (Kompas edisi Kamis, 29 Agustus 1985). Kelak, timnas Indonesia dalam SEA Games 1985 itu disebut sebagai gabungan Garuda, Perserikatan, Galatama, dan Galamahasiswa.

“Tepat sekali PSSI mulai mengambil langkah bijaksana dengan memberi hak dan kuasa penuh bagi seorang pelatih untuk memimpin tim nasional. Sama seperti ketika saya pimpin tim PSSI Piala Dunia. Kebijaksanaan ini harus dipertahankan terus di masa datang,” kata Sinyo Aliandu, sebagaimana dikutip Kompas edisi Sabtu, 31 Agustus 1985.

Namun, Aliandu mempertanyakan kuasa penuh kepada Harry Tjong itu sampai sejauh mana. Saat itu, Pengurus Harian PSSI –dari hasil tim evaluasi dan dewan pelatih– menunjuk Harry Tjong sebagai pelatih dengan Berte Matulapelwa dan Solekan sebagai asistennya. Lalu, kepada ketiga pelatih itu disodorkan pula nominasi 40 nama pemain untuk timnas A dan timnas B. “Ini yang saya tidak mengerti. Mengapa tidak tentukan saja lebih dulu pelatihnya. Kemudian baru pelatih tersebutlah yang akan memilih dan memanggil pemainnya. Kalau ini yang diterapkan barulah Tjong benar-benar mempunyai hak dan kuasa penuh memilih pemain. Saya kira, skenarionya yang tak beres,” jelas Aliandu menambahkan.

Pelatnas

Pelatnas PSSI SEA Games 1985 pun dimulai tanggal 9 September 1985 di Cijantung, Jakarta. Namun, dalam perkembangannya, tiga pemain mengundurkan diri karena alasan sekolah (Kompas edisi Jumat, 4 Oktober 1985). Mereka adalah Ferrel Hattu, Ristomoyo, dan Sobur.

Sejak melakukan pelatnas, timnas PSSI A telah melakukan empat kali pertandingan uji coba, termasuk pertandingan segitiga di Balikpapan (12-14 Oktober 1985). Dalam pertandingan segitiga di Lapangan Merdeka, Balikpapan itu, PSSI A kalah 2-3 dari eks PON DKI Jaya (13 Oktober 1985) dan menang 1-0 atas tuan rumah Persiba (14 Oktober 1985). Ada pun dua pertandingan uji coba lainnya ketika berkunjung ke Jawa Timur, PSSI A mengalahkan Persema 2-0 dan Petrogres 1-0.

Pertandingan Segitiga PSSI A di Balikpapan
12-10-1985Lapangan Merdeka, BalikpapanPersiba vs PON DKI 4-1
13-10-1985Lapangan Merdeka, BalikpapanPON DKI vs PSSI A 3-2
14-10-1985Lapangan Merdeka, BalikpapanPSSI A vs Persiba 1-0

Uji Coba ke Burma

Hingga Oktober 1985, PSSI SEA Games memiliki 20 pemainnya yaitu Agus Waluyo, Aji Ridwan Mas, Azhary Rangkuti, Budiawan, Danny Bolung, Anjar Rachmulyono, Sugianto, Patar Tambunan, Marzuki Nyak Mad, Sain Irmis (PSSI Garuda), Noach Maryen, Thias Tono Taufik (Galamahasiswa Solo), Dede Sulaeman (IM/Persija), Mustafa Umarella (PSM), Adjat Sudradjat (Persib), Donny Latuperissa (Niac Mitra), M. John (Arseto), Warta Kusuma (Warna Agung), Herry Kiswanto (Krama Yudha), dan Yonas Sawor.

Setelah melakukan uji coba di tanah air, PSSI A yang dipersiapkan untuk SEA Games 1985 itu beruji coba ke luar negeri, yaitu Burma (kini, Myanmar). Dalam pertandingan di Stadion Aung San, Burma, timnas Indonesia yang dilatih Harry Tjong akan beruji coba melawan timnas Burma, baik senior maupun yunior.

Dalam uji coba pertama melawan timnas seniornya, Indonesia kalah 1-2 dari Burma (26 Oktober 1985), tetapi dapat dibalas 1-0 pada uji coba terakhirnya (30 Oktober 1985). Satu pertandingan lagi, Indonesia mengalahkan Burma junior 2-0 (28 Oktober 1985).

Menurut laporan Kompas edisi Kamis, 31 Oktober 1985, sedianya PSSI A juga akan ke Australia, Selandia Baru, Taiwan, dan Hongkong. Namun semuanya menolak kedatangan tim PSSI. Burma bahkan yang mengundang resmi.

Hasil Pertandingan Uji Coba PSSI A SEA Games 1985 di Burma
26-10-1985Stadion Aung San, RangoonPSSI A vs Burma (senior) 1-2
28-10-1985Stadion Aung San, RangoonPSSI A vs Burma (junior) 2-0
30-10-1985Stadion Aung San, RangoonPSSI A vs Burma (senior) 1-0

Sepulang dari Burma itu pula, PSSI A berencana untuk melakukan pertandingan uji coba guna mematangkan persiapan menuju SEA Games 1985. Dalam uji coba di Stadion Teladan, Medan (10 November 1985), PSSI A menang 2-1. Lalu, di Stadion Persija, Menteng, Jakarta (14 November 1985), PSSI A mengalahkan Persija 3-0. Di Semarang (17 November 1985), PSSI A pun menang 1-0 atas PSIS.

Dalam perkembangannya, Persija menyajikan dua pertandingan terakhir PSSI A sebelum berlaga di SEA Games 1985. Dua pertandingan yang digelar di Stadion Persija, Menteng, Jakarta, tersebut yaitu melawan Persib dan PSMS. Khusus bagi PSMS, pertandingan ini akan dijadikan revans atas kekalahannya dalam pertandingan di Medan, 10 November 1985. Dalam pertandingan di Stadion Menteng tersebut, PSSI menang 1-0 atas Persib (22 November 1985) dan kalah 0-2 dari PSMS (24 November 1985).

PSSI A pun melakukan pertandingan uji coba terakhirnya melawan UMS, klub amatir anggota Persija, sebelum bertolak menuju Thailand. Hasilnya, PSSI A menang 1-0 atas UMS (amatir) di Stadion Petak Sinkian, Jakarta (28 November 1985). Partai ini bukan uji coba, hanya sekadar pemanasan sekaligus “perpisahan” bagi PSSI yang akan bertolak ke Bangkok (Kompas edisi Jumat, 29 November 1985).

SEA Games 1985

Untuk mengikuti SEA Games 1985, Indonesia yang diwakili timnas PSSI A telah menetapkan 18 pemainnya. Mereka adalah Agus Waluyo, Donny Latuperissa (penjaga gawang), Warta Kusuma, Azhary Rangkuti, Herry Kiswanto, Marzuki Nyak Mad, Thias Tono Taufik, Budiawan, M. John, Yonas Sawor, Noach Maryen, Danny Bolung, Aji Ridwan Mas, Patar Tambunan, Adjat Sudradjat, Anjar Rachmulyono, Sain Irmis, dan Dede Sulaeman.

Mengawali pertandingan pertamanya, Indonesia harus mengalami kekalahan 0-1 dari Singapura (9 Desember 1985). Padahal Kompas edisi Selasa, 10 Desember 1985, melaporkan: “…Meski menyerang dan mendesak lawan hampir sepanjang 90 menit, Indonesia yang diwakili PSSI A harus menelan pil pahit di pertandingan pertama ketika tim yang ditangani pelatih Harry Tjong ini takluk 0-1 (0-0) dari Singapura…”.

Lalu, dalam pertandingan berikutnya, Indonesia harus puas bermain imbang 1-1 dengan Brunei Darussalam (11 Desember 1985). Drama terulang lagi. Hal itu mengingatkan pertandingan ini pada SEA Games XII/1983 ketika kedua tim juga bermain imbang dengan skor yang sama. Saat itu, Indonesia dijegal Brunei Darussalam untuk lolos ke babak semifinal. Namun, dalam SEA Games 1985, kali ini, jalan ceritanya berbeda. Ya, kali ini, Indonesia memastikan diri lolos ke babak semifinal setelah Brunei Darussalam dikalahkan Singapura 0-3 (13 Desember 1985).

Akan tetapi, tega nian Muangthai –judul Kompas edisi Senin, 16 Desember 1985– ketika Indonesia dikandaskan tim tuan rumah itu 0-7 di babak semifinal (15 Desember 1985). Lebih lengkap lagi ketika dalam pertandingan memperebutkan medali perunggu, Indonesia dikalahkan Malaysia 0-1 (16 Desember 1985). Medali emas SEA Games 1985 itu sendiri diraih oleh tuan rumah dan sekaligus juara bertahan Thailand setelah mengalahkan Singapura 2-0 dalam babak final (17 Desember 1985).

Hasil Pertandingan SEA Games XIII/1985

Pool A

Senin, 9 Desember 1985: Singapura vs Indonesia 1-0
Rabu, 11 Desember 1985: Indonesia vs Brunei Darussalam 1-1
Jumat, 13 Desember 1985: Brunei Darussalam vs Singapura 0-3

Singapura 2 2 0 0 4-0 4
Indonesia 2 0 1 1 1-2 1
Brunei Darussalam 2 0 1 1 1-4 1

Pool B

Minggu, 8 Desember 1985: Thailand vs Malaysia 1-1
Selasa, 10 Desember 1985: Malaysia vs Filipina 6-0
Kamis, 12 Desember 1985: Filipina vs Thailand 0-7

Thailand 2 1 1 0 8-1 3
Malaysia 2 1 1 0 7-1 3
Filipina 2 0 0 2 0-13 0

Babak Semifinal
Sabtu, 14 Desember 1985: Singapura vs Malaysia 8-7 (2-2) (2-2) (adu tendangan penalti)
Minggu, 15 Desember 1985: Thailand vs Indonesia 7-0

Perebutan Peringkat ke-3 (Medali Perunggu)
Senin, 16 Desember 1985: Malaysia vs Indonesia 1-0

Babak Final (Medali Emas)
Selasa, 17 Desember 1985: Singapura vs Thailand 2-0

Tinggalkan komentar