“Pelurusan” Kisah Sejarah Stadion Ikada

Satu lagi sepenggal sejarah sepak bola Indonesia harus “diluruskan”. Kali ini sejarah tentang Stadion Ikada (Ikatan Atletik Djakarta). Apakah anda sering kali membaca atau mendengar kalimat-kalimat (lebih kurang) seperti ini: “…Pada 1962, saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games IV, kegiatan olahraga telah berpindah ke Senayan dan Stadion Ikada pun tergusur…”.

Bagian-bagian Stadion Ikada yang sedang Dibongkar.

Faktanya ialah bahwa (minimal) sampai bulan November 1962, kegiatan olahraga di Stadion Ikada masih ada. Lihatlah ketika Indonesia menyelenggarakan Asian Games IV/1962 (24 Agustus s.d. 4 September 1962), Stadion Ikada dijadikan stadion pendamping bagi Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. Malah, pertandingan Indonesia vs Malaysia dalam rangkaian babak penyisihan Asian Games IV/1962 pun digelar di Stadion Ikada. Jadi, bukankah Stadion Ikada masih ada?

Pada awal November 1962 itulah Stadion Ikada dibongkar. Menurut kabar, material-material yang masih bermanfaat dialihkan untuk stadion di Solo (Jawa Tengah) dan Kotabaru (Irian Barat).

Sejarah Stadion Ikada

Lapangan Ikada merupakan salah satu tempat bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pada masanya, 19 September 1945, Presiden RI Soekarno —disapa Bung Karno— pernah menggelar rapat raksasa. Namun, bagaimana sebuah lapangan luas dapat menjadi sebuah stadion?

Perjalanannya dimulai ketika Jakarta ditetapkan untuk menjadi tuan rumah PON (Pekan Olahraga Nasional) II/1951 yang diselenggarakan pada 21-28 Oktober 1951. Tanggal 18 Juli 1951 merupakan hari yang bersejarah bagi Stadion Ikada. Pada tanggal tersebut dilaksanakan semacam peletakan batu pertama untuk pendirian sebuah stadion. Penggalian pertama dilakukan oleh Dr. Halim selaku pengurus besar panitia PON.

Pemborong stadion ini ialah NV Volkers Aannemersbureau dengan anggaran lebih dari Rp 1 juta. Menurut rencana, stadion ini akan membangun tempat bagi 30 ribu penonton dan meliputi luas lebih dari 15 ribu meter persegi.

Dalam perkembangannya, stadion ini dinamakan Stadion Ikada. Namun, Ikada di sini hanyalah sebuah nama atau istilah dan bukannya singkatan sebagaimana awalnya karena nama tersebut mengandung arti sejarah yang besar bagi bangsa Indonesia.

Kini, sejak November 1962, Stadion Ikada pun telah “hilang”….

8 Comments »

  1. 1
    cak mad Says:

    kalo hilang sekarang jadi apa bung?.. kok ga lanjutannya. emang letak stadion/lapangan IKADA itu tepatnya dimana?

    • 2
      novanmediaresearch Says:

      Maaf, baru ditanggapi sekarang. Sayang, saya tidak mengalaminya. Menurut ayah saya yang pada tahun 1950-an sempat tinggal di Jakarta, letaknya di kawasan Monas (monumen nasional) sekarang. Ayah saya juga lupa, apakah letaknya “ditimpahi” tugu Monas atau tidak. Ayah saya pun menambahkan, dulu di kawasan ini ramai, antara lain ada terminal kendaraan umum.
      Namun, dari media 1950-an yang saya baca, Persija Jakarta sering kali bermain, antara lain di Lapangan BVC dan Deca-park Jakarta. Akan tetapi, saya tidak tahu dimana tempat itu, apakah ada kaitannya dengan lapangan monas sekarang atau tidak he he he. Selain itu, yang jelas, saya melihat gambar (foto) Stadion Ikada ketika pembukaan PON II/1951. Secara sekilas, di pinggir Stadion Ikada itu seperti ada jalan yang sekarang sejajar dengan jalan dan rel kereta api Stasiun Gambir Jakarta.
      Akhirnya, saya mengutip majalah BOLAVAGANZA edisi April 2005/No. 42 halaman 74: “…Marco Kusumawijaya, seorang arsitek, dalam tulisannya mendeskripsikan letak Ikada. ‘Di belahan utara pernah terdapat Helbach-park, Deca-park, dan Fromberg-park, yang menjadi Taman Chairil Anwar dan Taman W.R. Supratman. Di selatan pernah terdapat Pasar Gambir, cikal bakal Jakarta Fair sejak 1968, yang menjadi Taman Ronggo Warsito. Juga terdapat Hotel Koningsplein, yang kemudian menjadi kantor polisi di sisi barat, serta stadion Ikada di selatan Stasiun Gambir.”
      Lalu, BOLAVAGANZA edisi yang sama melanjutkan: “…Namun, Stadion Ikada lalu terkubur habis. ‘Kita harus singkirkan dari sini itu kantor polisi dan kantor telepon-telegraf. Di tengah-tengah harus dibangun monumen kemerdekaan Indonesia dan ia harus terlihat dari jarak seratus kilometer,’ kata Bung Karno…”.
      Atau adakah rekan-rekan yang mau memperjelas?

      • 3
        donbi Says:

        lah?

      • 4
        gabriel omar Says:

        kalo gak salah ikada itu letaknya di lap banteng, jaman itu kan baru ada cathedral dan istiqlal msh wilhelmina park yg keren itu. stadion berukuran sedang dan membentang dari lap banteng skrg sampe gd pertamina.
        kalo gak salah sih nih

    • 5
      Henry Says:

      Mas Novan, saya memiliki informasi tentang lokasi stadion Ikada…
      Silakan cek email, saya juga sertakan referensi peta dari era Hindia Belanda.
      Dari peta tersebut, nampak stadion Ikada berada di sekitar sisi timur lapangan Monas berdekatan dengan Stasiun Gambir…

      • 6
        novanmediaresearch Says:

        Terima kasih Mas Henry, email-nya sudah saya terima. Saya sedang “mempelajarinya”.

  2. 7
    Ikada Suprayogi Says:

    Aku jadi bingung nih,karena namaku Ikada. aku sendiri cuma tahu dari beberapa sumber bawa stadion ikada memang di sisi timur monas. Selebihnya, gak tau deh. ayo bantuin biar jelas…

  3. 8
    Leo Says:

    semua di sini mengatakan “sisi timur monas”, tapi tidak ada yang berani mengatakan, sebelah barat ataupun sebelah timur stasiun gambir


RSS Feed for this entry

Tinggalkan komentar